Objek Material Geografi dan Objek Formal Geografi
10/04/2018
Edit
Objek Material Geografi dan Objek Formal Geografi. Dewasa ini perkembangan ilmu geografi mengalami kemajuan yang sangat pesat dan menjadi ilmu yang terintegrated (antarbidang). Misalnya, dalam perencanaan proyek pembangunan untuk pemilihan lokasi transmigrasi, ilmu geografi (dan dibantu ilmu-ilmu yang lain) sangat menunjang dalam hal kesesuaian letak lokasi transmigrasi. Di sini ilmu geografi tidak hanya mengkaji aspek fisik daerah, tetapi juga aspek manusia, aspek budaya, dan aspek lingkungan hidupnya.
Objek Material Geografi
Objek material geogra? adalah Geosfer yang terdiri atas Litosfer (lapisan kulit bumi), Atmosfer (lapisan udara), Hidrosfer (lapisan air), Biosfer (lapisan hewan dan tumbuhan), dan Antroposfer (lapisan manusia). Lapisan-lapisan tersebut sebenarnya dikaji pula oleh bidang ilmu lain. Contohnya kajian litosfer oleh Geologi, atmosfer oleh Klimatologi, Geo?sika dan Meteorologi, hidrosfer oleh Hidrologi, biosfer oleh Biologi, dan antroposfer oleh disiplin ilmu, seperti Sosiologi, Antropologi, Politik, Ekonomi, dan disiplin ilmu-ilmu yang lainnya.
Para ahli geografi Indonesia pada saat Seminar dan lokakarya di Semarang menyepakati tentang objek studi geografi yaitu objek material dan objek formal. Objek material geografi adalah sasaran atau "hal" yang dikaji dalam studi geografi yaitu lapisan bumi dan lebih luasnya adalah fenomena geosfer. Geosfer meliputi:
- Atmosfer, yaitu lapisan udara yang terdiri atas berbagai fenomena cuaca dan iklim yang dikaji lebih khusus dalam Klimatologi dan Meteorologi.
- Litosfer, yaitu lapisan batuan penyusun kerak bumi yang dikaji dalam bidang Geologi, Geomorfologi, Petrografi dan lainnya.
- Hidrosfer, yaitu lapisan air meliputi perairan di darat maupun di laut dan dikaji khusus dalam Hidrologi, Oseanografi dan lainnya.
- Biosfer, yaitu lapisan kehidupan berupa ekosistem, flora fauna dan interaksi di dalamnya yang dikaji khusus dalam Biogerografi, Ekologi dan lainnnya.
- Antroposfer, yaitu lapisan manusia yang merupakan "tema sentral" dari tema lapisan geosfer lainnya. Manusia sebagai mahluk dominan dalam ruang bumi tentunya sangat berperan dalam perubahan struktur ruang itu sendiri.
Objek Formal Geografi
Objek Formal Geografi merupakan metode pendekatan yang digunakan dalam mengkaji suatu masalah. Metode pendekatan atau objek formal geografi meliputi aspek keruangan, kelingkungan, kewilayahan dan waktu.
- Aspek keruangan. Geografi mempelajari suatu wilayah antara lain dari segi "nilai" suatu tempat dari berbagai macam kepentingan. Berdasarkan kondisi tersebut kita kemudian mempelajari letak, jarak, keterjangkauan dan lainnya.
- Aspek kelingkungan. Geografi mempelajari suatu tempat atau hubungan dalam kaitannya dengan interaksi antar komponen ruang tersebut. Komponen tersebut terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Interaksi antar komponen lingkungan berdampak pada perubahan dan keunikan kualitas ruang itu sendiri.
- Aspek kewilayahan. Geografi mempelajari kesamaan dan perbedaan wilayah dengan ciri khasnya masing-masing. Berdasarkan kekhasannya tersebut maka akan muncul pewilayahan misalnya kawasan hutan tropis yaitu daerah yang memiliki ciri khas hutan basah.
- Aspek waktu. Geografi mempelajari perkembangan wilayah dari waktu tertentu sehingga akan muncul perubahan tata ruang didalamnya. Misalnya perubahan kota Jakarta dari tahun ke tahun, kemunduran garis pantai dari waktu ke waktu dan lainnya.
Objek formal geogra? adalah cara pandang dan berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala tersebut baik berupa keadaan ?sik maupun keadaan sosialnya. Cara pandang geogra? terhadap objek formal dapat dilihat dari organisasi keruangan (spatial setting) yang meliputi:
- Pola persebaran gejala tertentu di permukaan bumi (spatial pattern);
- Keterkaitan atau hubungan yang terjadi antargejala atau fenomena tersebut (spatial system)
- Perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial process).
Dari pandangan objek formal, maka akan muncul beberapa pertanyaan yang dikenal dengan 5 WH + 1H. Pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk mengetahui gejala-gejala yang terdapat di permukaan bumi sehingga hasil uraiannya jelas sebagai cara pandang geogra?. Pertanyaan- pertanyaan tersebut yaitu sebagai berikut:
- What Pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui apa yang terjadi.
- Where Pertanyaan mengenai lokasi, persebaran fenomena atau gejala di permukaan bumi dengan tujuan untuk mengetahui di mana fenomena atau gejala tersebut terjadi.
- When Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui kapan peristiwa tersebut terjadi.
- Why Pertanyaan ini diajukan untuk mengetahui mengapa peristiwa tersebut dapat terjadi.
- Who Pertanyaan ini untuk mencari pelaku dari terjadinya suatu peristiwa di alam, agar orang mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa tersebut atau individu yang terlibat di dalamnya.
- How Pertanyaan ini untuk mencari jawaban dari bagaimana peristiwa tersebut seharusnya dapat diselesaikan dengan baik.
Contoh penerapan aplikasi penggunaan 5WH + 1H dalam mengkaji bencana tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu sebagai berikut.
- What) Apa yang terjadi? Bencana alam tsunami.
- (Where) Di mana terjadi bencana tersebut? Di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sebagian Provinsi Sumatra Utara bagian barat.
- (When) Kapan terjadi bencana tsunami tersebut? Pada Minggu pagi, sekitar pukul 08.40 WIB, 26 Desember 2004.
- (Why) Mengapa terjadi bencana tersebut? Bencana tersebut terjadi karena pergerakan (dislokasi dan deformasi) lempeng tektonik Samudra Hindia-Australia yang bergesekan dengan lempeng tektonik Benua Eurasia (bagian Sumatra). Terjadi gempa bumi ber kekuatan 9,2 skala richter di dasar laut Samudra Hindia. Akibatnya, air laut yang berada di atasnya terpengaruh dan menjadi gelombang besar (tsunami). Gelombang menyapu kota serta desa-desa yang berada di sepanjang pantai barat Aceh dan sekitarnya.
- (Who) Siapa yang menyebabkannya? Tenaga yang berasal dari dalam bumi (tenaga endogen) dan luar bumi (tenaga eksogen) yang mengakibatkan terjadinya gempa bumi berupa gelombang tsunami.
- (How) Bagaimana cara menanggulanginya? Daerah sepanjang pantai barat Pulau Sumatra merupakan daerah yang berpotensi sering terjadi gempa bumi dan tsunami. Oleh karena itu, cara penanggulangan bencana tersebut antara lain sebagai berikut. a) Pembuatan undang-undang untuk tidak mendirikan bangunan permanen apalagi berbentuk kota besar di sepanjang daerah jalur gempa dan tsunami yang tertuang dalam undang-undang perencanaan wilayah. b) Memberikan penyuluhan (public education) kepada penduduk tentang kondisi geologis daerah yang berpotensi akan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Sehingga setiap individu selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa bumi yang disertai gelombang tsunami. c) Pengembangan sistem pemantauan terhadap gempa bumi dan tsunami. d) Pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan gempa bumi dan tsunami.
Tema yang paling mendasar dari objek formal geogra? adalah region yaitu kesatuan daerah yang menunjukkan karakteristik tertentu atau ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lainnya. Karakteristik atau ciri khas suatu tempat dapat berupa karakteristik aspek ?sik, manusia, atau gabungan dari keduanya. Terdapat banyak cara untuk menentukan region bergantung pada kriteria apa yang akan dipergunakan (?sik, sosial, aktivitas ekonomi, budaya, politik, bahasa, agama, etnik, dan kriteria-kriteria lainnya). Ruang lingkup atau cakupan region pun sangat bervariasi, seperti desa, kota, kabupaten, provinsi, negara, atau himpunan-himpunan internasional, contohnya region Asia Tenggara.
Regionalisasi pada dasarnya adalah pengumpulan, peng klasi?kasian atau pengelompokan wilayah ke dalam wilayah yang sejenis. Dari pengelom pokan tersebut pada akhirnya akan tampak daerah yang menunjukkan adanya persamaan dan perbedaan. Objek formal studi geogra? adalah cara pandang keruangan yang dituangkan dalam konsep-konsep geogra?. Konsep geogra? sangat beragam, salah satunya meliputi lokasi, jarak, tempat, hubungan timbal balik, gerakan dan perwilayahan. Objek Material Geografi dan Objek Formal Geografi