Pengertian Masyarakat Majemuk Serta Karakteristiknya
10/31/2017
Edit
Pengertian Masyarakat Majemuk Serta Karakteristiknya. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman kebudayaan di Indonesia merupakan kekayaan bangsa yang tidak ternilai, dimana kekayaan itu perlu dilestarikan dan dikembangkan sehingga sifat kebineka tunggalikaan yang ada di Indonesia itu dapat dipahami terus dari generasi ke generasi.
Definisi Masyarakat Majemuk
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname.
Menurut Nasikun masyarakat majemuk adalah merupakan masyarakat yang menganut berbagai sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehinggan para anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu keseluruhan, kurang memiliki homogenitas kebudayaan, atau bahkan kurang memiliki dasar-dasar untuk saling memahami satu sama lain.
Parsudi Suparlan mengungkapkan bahwa, �masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional yang biasa dilakukan secara paksa (coercy by force) menjadi sebuah bangsa dalam bentuk nasional�. Ciri yang paling terlihat dari sebuah masyarakat mejemuk adalah adanya sistem nasional yang menghubungkan sistem nasional atau pemerintahaan nesional dengan suku bangsa yang ada di masyarakat dan hubungannya antar masyarakat suku bangsa.
Karakteristik Masyarakat majemuk
- Terjadi segmentasi ke dalam bentuk-bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu dengan yang lain.
- Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplomenter.
- Kurang mengembangkan konsensus diantar para anggota-anggotanya terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar.
- Secara relatif seringkali mengalami konflik diantara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.
- Secara relatif, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan (coercion) dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi
- Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok lain.