43+ Kumpulan Puisi Keindahan Alam Indonesia dan Lingkungan

Puisi Alam - Puisi adalah sebuah karya sastra yang berbentuk tulisan. Puisi bisa menjadi ungkapan kita akan sesuatu yang kita lihat dan kita rasakan dengan kata kata yang imajinatif. Puisi punya banyak kategori seperti puisi cinta yang banyak disukai oleh kaum muda, puisi perpisahan yang biasa dilantunkan saat perpisahan sekolah ataupun perpisahan dengan sahabat.

Nah, salah satu kategori puisi adalah puisi alam yang menggambarkan ketakjubkan keindahan alam yang sangat menawan. Keindahan alam di Indonesia memang terkenal sangat indah sehingga cocok untuk dijadikan bahan puisi. Berikut adalah contoh puisi yang menggambarkan keindahan alam Indonesia.

pixabay.com

Senja Yang Indah

Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja..
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta..

Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam..
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam..

Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan..
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman..

Sang Bulan Mengusap Lukaku

Senyuman manis sang bulan menyapaku..
Begitu indah mekarkan suasana hatiku..
Sejenak kuterdiam termangu..
Memandang indahnya yang tak pernah jemu..

Sinarmu terpancar mengusir gelap..
Menembus malam hadirkan terang..
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku..
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari..

Bulan.. belailah jiwaku ini..
Yang begitu tegang menjalani hari..
Usaplah sesaknya asmara di dada ini..
Keringkanlah luka menganga dihati ini..

Bulan.. memandangmu membuatku mengerti..
Bahwa keindahan tak harus selalu didekati..
Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki..
Namun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi..

Batu Kelapa

Dua muda bercermin cahaya,
sesaat terik melepas biasnya di perigi
harap. Jengkal waktu merayap malas, bertali
dua perempuan paruh nafas luruh di tepi daun kaca:
merayu sepasang batu kelapa, terpukul nyata.

Keajaiban bagai memikat beliung
rasa dua muda itu, dan gegas melambung
paruh demi sepasang batu kelapa;
memundak gersang terka.

Tak lama batu kelapa menanak
santannya di tempurung berekor bulu.
Mengasah dua muda untuk menilik: adanya
kisah batu di kelapa selepas gelap.

Potongan Surga Nusantara

Masih dalam renungan pagi
Saat burung berkata merdu
Menyanyi kicau sendu tentang alam hari ini

Disana terhampar potongan surga
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin

Padi menunduk dalam kebersahajaan
Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari

Inilah Indonesiaku,
potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita

Inilah Indonesiaku
Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku

Inilah Indonesiaku
Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku

Inilah Indonesiaku
Tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan

Awan

Bertebaran di angkasa
Putih, kelabu, dan hitam
Warna – warna menawan
Bergelombang mengombak-ombak
Tebal dan sangat indah
Bahkan sang bagaskara tak terlihat
Pelangi terlihat tak penuh
Karna sang selimut menutupinya

Jauh disana
Menyelimuti jagat raya

Tebal tipis
Beredar dimana-mana

Indah bukan buatan
Ingin rasanya memeluknya
Lembut dan menawan
Indah tak terperikan

Sawah

Sawah di bawah emas padu,
Padi melambai,melalai terlukai,
Naik suara salung serunai,
Sejuk di dengar,mendamaikan kalbu.

Sungai bersinar,menyilaukan mata,
Menyamburkan buih warna pelangi,
Anak mandi bersuka hati,
Berkejar-kejaran berseru gempita.

Langit lazuardi bersih sungguh,
Burung elang melayang-layang,
Sebatang kara dalam udara.
Desik berdesik daun buluh,
Di buai angin,dengan sayang
Ayam berkokok sayup udara

Kemana Perginya Alam Lestari

Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu

Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku

Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh

Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga

Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih

Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera

Pantai

ditepi pantai
kupejamkan mata
lelah tak tau harus berbuat apa

tergeletak dihamparan pasir
dihiasi dengan ribuan sampah

Dari Bentangan Langit

Dari bentangan langit yang semu
Ia, kemarau itu, datang kepadamu
Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang
Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan
menyapu hutan !
Mengekal tanah berbongkahan !
datang kepadamu, Ia, kemarau itu
dari Tuhan, yang senantiasa diam
dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa
yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.

Keindahan Alam Indonesia

Saat aku membuka mataku
Ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berpikir bahwa aku masih bermimpi
Tetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depanku

Sungguh indah kepulauan ini
Ribuan pulau-pulau berjajar
Membentuk gugusan pulau yang indah
Gunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timur

Samudra luas membentang
Dengan air yang biru
Dan berisi keindahan di bawahnya
Aku bangga menjadi anak Indonesia
Aku berjanji aku akan menjagamu

Tanah Airku

Angin berdesir dipantai
Burung berkicau dengan merdu
Embun pagi membasahi rumput-rumput

Itulah tanah airku
Sawahnya menghijau
Gunungnya tinggi menjulang
Rakyat aman dan makmur

Indonesiaku
Tanah tumpah darahku
Jaga dan rawatlah selalu
Disanalah aku dilahirkan dan dibesarkan
Disanalah aku menutup mata

Oh….. tanah airku tercinta
Indonesia jaya…..

Permainya Desaku

Sawah mulai menguning
mentari menyambut datangnya pagi
ayam berkokok bersahutan
petani bersiap hendak ke sawah

Padi yang hijau
siap untuk dipanen
petani bersuka ria
beramai–ramai memotong padi

Gemercik air sungai
begitu beningnya
bagaikan zamrud khatulistiwa
itulah alam desaku yang permai

Bulan Dan Matahari

siang ,
sering mengingatkan aku kepada matahari
Manakala malam,
sering mengingatkan aku kepada bulan,
keduanya saling melengkapi siang dan malam,
matahari tidak pernah lelah,
membiaskan cahayanya di kala siang,
manakala,
Bulan tidak pernah lupa,
menerangi malam malam ku,
percaturan alam tidak pernah silap,
Bulan dan Matahari,

Pada Suatu Hari Nanti

Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.

Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,

Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.

Namaku Alam

Perkenalkan, namaku adalah alam
Aku adalah tempat tinggal bagi flora dan fauna

Dimana bagi hewan-hewan aku adalah rumah mereka
Tempat mereka bertumbuh
Berkembang biak, dan mencari makan
Melakukan semua aktivitas kehidupan alam

Bukan hanya hewan
Tumbuhan pun merasakan hal yang sama
Bagiku, tumbuhan adalah perhiasanku
Dan hewan, adalah peliharaanku

Aku juga slalu memberi kesejukan bagi penduduk bumi
Aku memberikan oksigen bagi manusia
Aku juga memberikan sumber daya bagi mereka
Memberikan mereka energi, kekuatan, perhiasan
Dan segalanya yang mereka butuhkan

Semua itu adalah pada saat bumi masih dalam keadaan stabil
Ketika bumi tidak dipenuhi orang orang serakah
Menggunakan sumber dayaku sesuai kebuhannya saja

Tapi kini…..
Manusia hanya memikirkan kepentingannya sendiri
Mereka tak pernah memikirkan aku
Mereka slalu ingin lebih atas apa yg telah diberi oleh – Nya

Ketamakan, kerakusan, pemborosan
Telah membawaku kepada kerusakan

Lihat apa yang telah mereka perbuat padaku
Setelah apa yang aku berikan pada mereka
Mereka membalasnya dengan merusakku
Menebang pohon pohonku
Memberikan polusi padaku
Memburu hewan hewanku
Dan merusak ozonku
Dengan zat zat yang dulu tak pernah ada di bumi ini
Sungguh perih hati ini rasanya
Apakah tak ada kesadaran sedikit pun dihati mereka?
Apakah tak ada rasa iba mereka atas rusaknya diriku?
Sungguh, sungguh, dan sungguh sangat miris hati ini

Kuduga lautmu tuhan

Semilir di hilir
Bertongkah arus keras mengalir
Derasnya sama dan kemas
Kerap dan malar selalu mengusir
Lalu bagaimana hendak kutulis
Seribu garit yang terguris
Sekadar calar
Perit di lengan dan betis

Ombak menunduk
Mematah bongkak leher berlekuk
Tika baru terkejar laut yang lepas
Katanya
“Jangan disia setitik pengalaman
Tiap masin itu peluhmu”
Muara dewasa pun tak luak berkata
menyeru ku kembali mengisi ruang
Katanya
“Kau masih belum bersedia
Dunia ini permainan tak berupa”

Mahu tak mahu
Ku tetap nelayanNya
Andai tak diduga bukan manusia
Selagi bernyawa, ku coba
Semua cabar dan uji rohani
Kan ada artinya

Ku jala pahala, menebar doa
Ku kail nikmat, dosa melekat
Ku tangguk sihat, tersedak sakit
Janji ku cuba,
janji ku duga
Tiap sukar dan sempurna
Selagi hati belum mati, selagi rasa bertapak di dada, selagi jiwa mendamba cahaya, selagi
jasad menuntut sihat, selagi hidup selubung sejahtera
Selagi itu, Kau Ku panggil yang Maha Esa

Indonesiaku

Indonesia pesona negeri nan indah
Cantiknya negeri membuat dunia terpesona
ragam budaya
ragam musik
ragam tarian dan bahasa

penuh mengisi indahnya nusantara
hutan yang asri
gunung yang hijau
lautan yang biru
dan semua kekayaan alamnya

tetap terjaga dan lestari
negeri dengan sejuta simponi
betapa indahnya negri ini

Indonesia….
indahnya Indonesia…….

Indonesiaku Hijau

Secercah harapan kunanti
Melihat Indonesiaku hijau
Kapan dan kapan
ia semakin tua

Oh…Indonesia
Kulihat engkau memutih
Tergerai dentuman industri
engkau semakin redup

Oh…Indonesia
Kapan aku menatapmu hijau
Dengan semburat angin sepoi
Kuingin habiskan sisa hidupku
Tuk melihatmu tersenyum

Alam dilembah semesta

Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya

Serasa bertualang di negeri tak bertuan ALAM

Derai Cemara Udang

Angin pantai disela gerimis
Mendera pelan, sejenak
Berteduh di bawah
Pohon-pohon cemara udang

Kemudian lenyap ke arah
Gubuk-gubuk bambu yang reot
Tanpa atap di tepian jalanan pantai

Senja ini..
Tiada yang romantis atau membiuskan angan
Ke dalam khayal yang beku
Dan ratusan hari terkubur diam

Pantai ini telah sepi..
Hanya derai cemara udang..
Hanya rintik gerimis yang tidak kunjung reda
Tidak juga menjadi hujan deras

Ada yang berubah
Pantai ini merubah dirinya menjadi teduh, hijau
Dan di beberapa sudut tumbuh padang rumput
Ada cemara udang, perahu nelayan
Yang sepuluh tahun yang lalu belum kulihat
Ini adalah pantai kenangan

Sabda Bumi

Belum tampak mendung merenung bumi
Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap Jiwa-jiwa penuh rindu
Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manja
Kala waktu enggan berkawan pada hari
Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri
Terhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menyerang terang
Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari
Bersama untaian senandung salam alam pagi.

Bencana Melandaku

Lewat suara gemuruh di iringi debu bangunan yang runtuh
Tempatku nan asli terlindas habis
Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap
Kau Lalap habis aku kehilangan segalanya

Mata dunia Terpengarah menatap heran
Memang kejadian begitu dasyat
Bantuan dan pertolongan mengalir
Hati manusia punya Nurani

Tuhan… Mengapa semua ini terjadi..!
Mungkin kami telah banyak Mengingkari mu
Mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan Dosa-dosa
Ya… Tuhan ampunilah kami dalam segala dosa.

Kemana Perginya Alam Lestari

Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biruk
iri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu

Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku

Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu

Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga

Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera

Indahnya Alam Negeri Ini

Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya

Agar keindahannya takkan pernah sirna

Puisi Pantai

Kubiarkan ombak mengusap
kedua kakiku seperti menari-nari
dalam buaian keriaan kalbumu
kupandang jauh

Jauh di ufuk kebiruan berpadu
yang menyatukan langit dan laut
namun waktupun sekejap berlalu
beranjak dari pesona

Dengan hamparan pasir putihmu
debur ombak yang berdebar
dan keceriaan anak-anak tertawa

tersenyum serta lesung pipimu
bak guratan pasir jemari-jemari lentik
yang sesekali gelombang menyapanya
waktu yang tak pernah kembali
berjalan bahkan berlari

Ijinkanlah kutemui
bukan sekedar untaian mimpi
kan kubasuh kakiku di pantaimu

Lautan Yang Indah Dan Tenang

Lautan yang indah dan tenang
Terlihat ikan yang sedang bergurau riang
Dibalik terumbu karang yang tampak kokoh
Bersama tanaman laut yang bergerak indah

Manusia yang melihat itu sangat terpesona
Ikan ikan berenang dengan ceria
Air laut tampak tenang dan tidak bergelombang
Suasana lautan sangat nyaman dan tenang

Panorama Alam Kintamani

Ketika ku memasuki areamu
Kuhirup hawa sejuk
Mengalir langsung ke relung hatiku
Seakan-akan alam semesta ramah menyambutku

Wow ajaib karya Tuhan
Dia telah merancangkan sgala yang luar biasa
Lihatlah karya tanganNya
Panorama alam Kintamani

Amazing…
Kintamani begitulah orang menyebut dirimu
Rangkaian pegunungan
Pepohonan
Bunga-bunga
Menyemarakkan alam Kintamani

Melihatmu…
Menikmatimu…
Sungguh dapat melepaskan stress
Memberi ruang baru dalam hidupku
Memberi kesegaran jiwa raga
Terimakasih Kintamani
Syukur bagiMu Sang Maha Kuasa

Tangan Tak Bertanggung Jawab

Hancur segalanya
Akibat yang sederhana
Namun berat nan besar
Terlihat biasa namun menghancurkan

Udara yang segar Kini tak terhirup kembali
Burung yang sering berkicau
Kini tak tampakkan keelokkannya lagi

Api membara Terus membakar
Khalayak rayap pemusnah
Harapan yang musnah
Ribuan orang penuh kesedihan

Tangis menyayat hati
Kesengsaraan bertubi – tubi
Bagai beban diatas gunung
Yang tertimbun padat

Bagai punuk gunung
Hamparan padang rumput
Subur nan hijau
Telah berubah hitam
Tak terlihat
jernihnya air Tak terlihat habitat disana
Mereka pergi mencari perlindungan

Jangan salahkan !
Bila mereka mengancam warga
Memangsa hewan ternak
Hinggga berbuat kerusakan
Mereka berlarian mencari makanan
Kehidupannya telah direnggut
Oleh tangan tangan tak bertanggung jawab
Sungguh siksaan bagi hewan hewan disana

Keindahan Alam

Batapa indahnya alam ini
Laut berombak-ombak
Awan berarak-arak
Udara segar bertiup-tiup

Aku berdiri di atas gunung,
Berdiri di bawah langit
Untuk melihat keindahan alam,
Keindahan dunia

Aku mempertaruhkan nyawa,
bertahan diri di atas gunung
Demi melihat keindahan alam
keindahan ciptaan Tuhan

Gunung Yang Telah Lama Gersang

Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai
Dibuai dalam lindungan alam yang indah
Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi
Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam

Semua kini telah dalam pandangan
Entah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu
Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam
Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya

Selalu terasa pedih di hati ini
Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil
Terluka dan terobek sampai ke dalam sanubari
Tiada berbekas akan sakitnya hati

Kemana kan kucari lagi
Indahnya alam yang telah melahirkanku
Kemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku
Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana

Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya
Tiada akal yang bisa menggapai
Entah kapan akan kembali
Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi

Keindahan Alam Ternodai

Sungguh betapa indahnya alam ini
Hutan lebat nan hijau
Dengan beragam tumbuhan unik di dalamnya
Gunung-gemunung yang tinggi menjulang
Yang ketinggiannya mencakar langit
Laut biru yang amat luas seluas mata memandang

Akan tetapi…
Tangan-tangan manusia dengan seenaknya merusak alam
Pohon-pohon ditumpas habis tak bersisa
Sungai-sungai ternodai limbah pabrik
Hutan-hutan dibakar habis tak keruan

Mengapa manusia merusak alam?
Bukankan alam sendiri yang menyediakan kebutuhan manusia?
Padahal manusia akan terkena dampaknya
Jika mereka merusak alam

Minggu Pagi

Kapan kali terakhir kita merasakan mata yang memandangi sibuknya burung gereja,
hinggap diantara ruas pohon muda,
tarikan nafas lega sedalam dalamnya,
tak mendengar bunyi klakson dan getar motor menyala,
hanya bunyi ayam jantan dan burung gereja,
masihkah kita sempat menikmati dingin dan malasnya minggu pagi,
Mungkin disaat inilah, kebaikan, kejujuran, rendah hati, keikhlasan, ke pasrahan, kesabaran,
empati, memperlihatkan segala potensinya,
yang mungkin telah lama terus-terusan dijejali pil tidur dan di nina bobok kan oleh
keserakahan, kesombongan, intoleran, kemarahan, kebohongan, kepura-puraan.

Indahnya Alam Ini

Batapa indahnya alam kita ini
Ombak bergemuruh
Udara senyuk menentramkan
Domba putihpun terbang menuju kemari

Kita berdiri dengan beralaskan tanah
Kita berdiri dengan beratapkan langit
Untuk melihat keindahan alam sekitar
Keindahan alam yang terhampar luas

Akan ku pertaruhkan nyawa ini
Akan ku pertahankan raga ini
Bertahan pada tanduk sebuah gunung
Demi kagumi keindahanmu

Bumi Bersabda

Belum nampak mendung menutupi langit
Seberkas haru yang larut terbalut kalut dan takut
Terpaku ratap menatap jiwa yang penuh rindu
Sejukkan dahaga jiwa serta sendu merayu

Bulan tak ingin membawakan tawa manja
Kala waktu tak ingin berkawan pada malam
Saat bintang bersembunyi berharap sunyi sendiri
Terhapus awan gelap yang menutupi langit

Bulan tampil dengan cantik menarik pada jiwa ini
Hitam memang menang menutupi terang
Namun sang fajar bersama mentari akan menari
Bersama senandung salam pada alam pagi.

Desa Yang Damai

Kau adalah tempat yang terindah
Jauh dari ramainya kota
Yang penuh dengan kesibukan
Dan kemacetan

Tempatmu yang penuh dengan pepohonan
Menjadikanmu tempat yang damai
Jauh dari kebisingan kota
Yang selalu melanda

Kau adalah tempat yang indah
Dengan barisan bukit dan pepohonan
Kau membuat manusia selalu ingin
Hidup di tempatmu

Bintang

Saat malam tiba dengan langit yang gemerlap
Saat itu pula akupun mulai tersenyum
Melihat bintang dengan berpijar
Bagaikan tebaran harap pada kehidupan

Namun hatiku kian murung
Saat awan hitam mulai menutupi langit
Saat bintang itu mulai tertutup gelap
Bahkan saat sinarnya mulai meredup tak terlihat

Saat terangnya menghiasi langit
Sering ku pandangi bintang yang paling terang
Dan ingin rasanya ku petik untuk manjakan hati
Agar hidupku ini penuh dengan harapan

Keelokan Alam

Saat aku perlahan membuka mataku,
ku tak percaya bahwa itu nyata
Aku masih berpikir, mungkin aku masih bermimpi
Namun aku sadar bahwa keindahan itu nyata

Sungguh elok terlihat
Lautan biru terbentang luas
Gunung yang berbaris tak beraturan
Langit yang berhiaskan pelangi
Yang memiliki keindahan satu sama lain

Deburan Ombak

Ombak yang menerjang di laut
Saling berkejar memecah di batu karang
Menghempasnya, hingga terlihat aneka keong
Yang bertebaran dari dasar lautan

Ombak yang menerjang terdengar tiada henti
Seolah memberikan pesan pada kita
Bahwa alam ini tercipta begitu indah
Yang memberikan kenyamanan pada kita

Indahnya Pemandang Ini


Burung yang berkicau dengan merdu
Menandakan tibanya hari baru
Indahnya luas alam ini membuatku terpana
Seperti dunia ini hanya milik ku

Kupejamkan mataku untuk sejenak
Kurentangkan tanganku untuk sejenak
Sejuk, senang, dan bahagia kurasakan
Membuatku seakan melayang tinggi
Wahai pencipta alam semesta
Kekagumanku sukar untuk kupendam

Keindahan Hutan

Awan yang kelabu telah pergi
Suara guntur yang menggelegarpun telah sunyi
Hujan dari langit tak turun turun
Tanah yang kering telah menjadi basah
Tumbuhan yang kering telah subur kembali
Sungai yang dangkal jadi penuh

Binatang mulai mengeringkan tubuhnya dari kebasahan
Pohon mulai menyerap air dengan akar-akarnya
Begitulah keadaan kita setelah hujan
Semoga saja tetap begitu seterusnya
Demi keselamatan seluruh umat manusia

Keramaian Laut

Mendadak ramainya laut
Angin yang menyeret deburan ombak
Hingga menuju ke tengah luasnya samudera
Sedangkan di pinggir pantai
Ramainya orang menari

Undangan dari sehamparan laut
Yang datang dari segala penjuru
Melihat mereka yang sedang menari
Hingga menjelang akhir pertemuan

Datang,
Datanglah kembali dari segala penjuru
Sepinya laut kami hingga menjadi ramai
Dengan alunan lagumu yang sarat akan cinta.

Desaku Yang Permai

Mulai menguningnya sawah
Pagi yang disambut sang mentari
Membuat ayam berkokok di segala penjuru desa
Petani bersiap menuju sawah

Padi yang menunduk
Pertanda siap dipanen
Petani pun bergembira
Bersama memanen padi

Aliran air di sungai
Bening bak bentangan kaca
Segar membasuh jiwa dan raga
Begitulah permai nya alam desaku.

Indahnya Bumi

Saat mata ini ku buka
Sinar pagi menembus bening kaca jendela
Seharum mawar merah nan merekah
Jendela ku buka
Udara segar ku hirup

Kabut tebal ku lihat masih menyelimuti pagi
Daun yang basah karena tetesan embun
Telinga mendengar kicauan merdu
Kulit terasa di tembus angin pagi

Melihat awan seputih bunga mawar
Hingga langit bak lautan samudera
Hari baru yang siap ku hadapi
Dengan indahnya bumi pertiwi
Nah itulah kumpuan puisi bertema keindahan alam. Semoga bermanfaat bagi kalian. Jangan lupa untuk baca puisi lainnya seperti puisi ibu, puisi cinta, puisi persahabatan.
ARTIKEL TERKAIT :

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel